Joko Tingkir Komandan Kesultanan Kerajaan Demak

Menoreh.co – Joko Tingkir merupakan raja pertama dari Kerajaan Pajang. Beliau
dikenal dengan nama Raden Mas Karebet yang selanjutnya
mendapat gelar sebagai Sultan Hadiwijaya.

Mengutip buku Sastra dan Anak di Era Masyarakat 5.0 karya Ali
Mustafa (2022), Joko Tingkir merupakan menantu dari Sultan
Trenggono, Raja Demak. Saat menjabat, beliau dipercaya
memegang kekuasaan wilayah Pajang. Kemudian, beliau berhasil
mengambil alih kekuasaan dari tangan Arya Penangsang.

Melihat keberhasilan tersebut, akhirnya Joko Tingkir
memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah Pajang. Dalam
melaksanakan tugasnya, beliau dibantu oleh Ratu Kalinyamat dan
para pengikutnya.

Secara visual, Joko Tingkir digambarkan sebagai sosok prajurit
berkulit bersih dengan kumis tipis menghiasi bibirnya. Ia memiliki
badan yang kuat dan perawakan yang sangat kekar.

Raden Mas Karebet, sapaan akrabnya, menyelesaikan
pendidikannya di sekolah agama milik Sunan Kalijaga, Ki Ageng
Sela, dan Ki Ageng Banyubiru. Berkat didikan dari ketiga guru
tersebut, Joko Tingkir memiliki pengetahuan agama di atas rata-
rata.

Kepiawaiannya dalam menyusun strategi perang menjadikan Joko
Tingkir terpilih menjadi komandan teladan di Kesultanan Demak.
Karier Joko Tingkir kian melejit usai ia diangkat menjadi sultan di
Kerajaan Pajang.

Pada tahun 1568 M, kedaulatan Kerajaan Pajang mulai diakui. Saat
itu, Joko Tingkir dan para adipati yang berada di Jawa timur
mengadakan pertemuan di Giri Kedaton.

Dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat untuk mengakui
kedaulatan Kerajaan pajang. Putri Joko Tingkir pun kemudian
dinikahkan dengan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Perjodohan

ini dilakukan sebagai tanda ikatan politik antara dua kerajaan
besar.

Mengutip buku Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya Woro
Miswati, Joko Tingkir terus berusaha untuk memperluas wilayah
kekuasaannya. Akhirnya, beliau pun berhasil menguasai wilayah
timur hingga Madiun.

Setelah itu, beliau menaklukkan wilayah Blora pada tahun 1554 M
dan Kediri tahun 1577 M. Joko Tingkir mulai mendapat pengakuan
sebagai raja Islam pada tahun 1581 M dari para raja di pulau
Jawa.(ep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Hasyim Asyari Tokoh Pesantren Tulen

Sel Sep 13 , 2022
Menoreh.co – Hadhratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari (1871-1947) sedari awal merupakan salah seorang tokoh ulama pesantren yang gigih menentang kolonialisme. Ia selalu dijadikan rujukan dan nasihat dalam pengambilan kebijakan oleh tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno, Jenderal Soedirman, Bung Tomo, dan lain-lain. Termasuk konon dalam menentukan tanggal kemerdekaan 17 Agustus 1945 pada […]
Hasyim Asyari

Kamu mungkin suka